Minggu, 15 April 2018

Gerakan Perempuan Indonesia


Perempuan, sebagai individu maupun secara kolektif, dari jenis kelaminnya, adalah bagian tak terpisahkan dari kolektif sosial: masyarakat. Tak terpisahkan, karena, tanpa perempuan maka tidak ada peradaban manusia. Seperti halnya yang disampaikan Pramoedya Ananta Toer, “perempuan adalah lautan kehidupan, maka hormatilah ia”. Apa yang disampaikan oleh Pramoedya merupakan himbauan untuk menghargai perempuan, diatas kenyataan bahwa perempuan tidak berada dalam posisi setara, sebagai manusia, dengan manusia lainnya. Pernyataan Pramoedya ini sekaligus memberikan landasan fundamental atas kontribusi perempuan bagi peradaban manusia.
Soekarno dalam bukunya Sarinah mengatakan: “bahwa soal wanita adalah soal masyarakat. Sayang sekali masalah wanita itu belum pernah dipelajari sungguh-sungguh oleh pergerakan kita. Kita tidak dapat menyusun negara dan menyusun masyarakat jika kita tidak mengerti soal wanita.” Demikian penting soal wanita ini menjadi bahan bagi penyusunan masyarakat dan negara, sehingga pemahaman atas persoalan perempuan menjadi salah satu pijakan dalam membangun gerakan perempuan.
Bentuk kesadaran pergerakan perempuan di Indonesia pada awal abad ke 20 hanya dapat dirasakan oleh perempuan lapisan atas, kemudian dalam perkembangannya makin meluas hingga lapisan bawah. Adanya perubahan seperti ini tidak hanya mendatangkan perbaikan dalam gerakan perempuan, tetapi juga menambah kesanggupannya dan kecakapannya dalam hal berorganisasi. Berbagai perkumpulan pun tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai lapisan dari organisasi lainnya, seperti: Aisyiyah bagian dari Muhammadiyah, Serikat Perempuan Islam Indonesia bagian dari Partai Serikat Islam Indonesia dan Muslimat NU bagian dari NU.1
Untuk mengetahui lebih lanjut gerakan perempuan di Indonesia kami bagi menjadi beberapa fase, antara lain: Gerakan Perempuan Pra Kemerdekaan dan Orde Lama, Gerakan Perempuan Orde Baru, dan Gerakan Perempuan Reformasi sampai Sekarang.
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Kebangkitan Nasinal, Yogyakarta: DEPDIKBUD, 1977, hlm. 70.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com