Kondisi-kondisi
yang tak tertahankan yang dialami perempuan mendorong munculnya
pemikiran-pemikiran untuk membebaskan kaum perempuan sehingga, pada
tahun 1785, di kota Middleburg, sebelah selatan Belanda, untuk
pertama kalinya didirikan sebuah perkumpulan masyarakat ilmiah bagi
kalangan perempuan, yang dipelopori oleh Lady
Mary Wortly Montagu dan Marquis de Condorcet.
Revolusi
Perancis pada tahun 1789, memberi sumbangan yang besar bagi kemajuan
kaum perempuan, mendorong kaum perempuan bergerak untuk mendapatkan
hak-haknya. Dibandingkan dengan perempun kelas menengah, kaum
perempuan kelas pekerja relatif lebih memiliki kebebasan, karena
mereka terlibat dalam proses produksi – sebagai tukang jahit,
tukang cuci, penjaga toko, dan lain-lain. Keterlibatan dalam proses
produksi membuat mereka memiliki keleluasan untuk keluar rumah,
sehingga bisa terlibat penuh dalam aksi-aksi demonstrasi
menggulingkan kekuasaan absolut Raja Louis IV.
Revolusi
Perancis menggema ke seluruh dunia, mendorong kaum perempuan untuk
bangkit dari ketertindasannya. Mulai bermunculan lah pemikir-pemikir
feminis dengan gagasan-gagasannya tentang pembebasan perempuan.
Adalah seorang feminis Perancis, Olympe de Gouges, pada tahun 1789
mengusulkan satu “Deklarasi Hak-Hak Asasi Perempuan” yang
menuntut agar semua hak-hak istimewa laki-laki dihapuskan. Usulan
Olympe de Gouges ini memicu munculnya jurnal-jurnal yang menuntut
hak-hak perempuan; dan Theoroigne de Mericourt
menyatakan,
bahwa Revolusi Perancis didominasi oleh laki-laki, dan kaum perempuan
masih belum sanggup untuk mengambil kebijakan politik. Pada tahun
1790, keistimewaan anak laki-laki (sulung) dalam hal hak waris
dihapuskan, sehingga kaum perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang
sama. Pada tahun 1792, undang-undang tentang perceraian diatur dan
meringankan kaum perempuan. Walau demikian, tidaklah mudah untuk
menjalankan undang-undang tersebut, khususnya bagi perempuan kelas
menengah. Namun sayangnya, teror Jacobin (1793) melencengkan arah
Revolusi Perancis, bahkan menghancurkan Revolusi serta potensi
gerakan perempuan di Perancis. Bahkan de Gouges sendiri harus
menjalani hukuman gantung akibat teror tersebut. Pada perjalanannya,
kondisi buruh perempuan pasca Revolusi Perancis tidak mengalami
perubahan yang cukup berarti, sehingga pada tanggal 2 November 1892,
diterbitkan piagam pertama yang mengatur tentang buruh perempuan,
yang isinya melarang kerja malam dan pembatasan jam kerja.
Di
Inggris, pada tahun 1792 Mary Wolstonecraft, salah seorang pelopor
Feminisme Liberal terkenal oleh karena tulisannya yang berjudul A
Vindication of The Right of Women,
yang secara gamblang memaparkan ketertindasan perempuan dan bagaimana
perempuan harus berupaya keluar dari ketertindasannya. Dalam
tulisannya, ia menyampaikan pentingnya pendidikan yang setara bagi
kaum perempuan untuk mendapatkan emansipasi dalam bidang politik dan
sipil. Pendidikan sangat penting karena membentuk nalar laki-laki dan
perempuan. Dalam tulisannya, Mary mendorong kaum perempuan agar
menjadi pembuat keputusan yang otonom. Pada tahun 1830-1840, sejalan
dengan pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak perempuan mulai
diperhatikan, jam kerja dan gaji mulai diperbaiki dan perempuan
diberi kesempatan ikut dalam pendidikan dan diberi hak pilih, sesuatu
yang selama ini hanya dinikmati oleh kaum pria.
Menyusul
pendapat John
Stuart Mill dan Harriet Taylor
dalam tulisannya Early
Essay on Marriage and Divorce,
pada tahun 1832. Pandangan mereka terhadap pembebasan perempuan
adalah “jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual, atau
keadilan gender, maka masyarakat harus memberikan perempuan hak
politik dan kesempatan.” Harriet berpandangan, “Jika perempuan
ingin menjadi partner yang setara bagi suaminya, bukan menjadi budak,
maka ia harus mempunyai penghasilan dari pekerjaan di luar rumah.”
Dalam tulisan-tulisannya, John menuntut dengan keras persamaan bagi
perempuan dan laki-laki, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Pada
tahun 1845,
Friederick Engels,
lewat tulisannya The
Origin of the Family, Private Property, and the State
(Asal-usul keluarga, Kepemilikan Pribadi dan Negara), mencoba
menjawab persoalan atau akar penindasan kaum perempuan dengan
membuktikan bahwa penindasan perempuan bukanlah takdir biologis,
melainkan masalah sosial; masalah tatanan politik; dan struktur dalam
masyarakat yang telah merekonstruksikan perempuan. Oleh karenanya,
tidak semua fase dalam perkembangan masyarakat menindas perempuaan;
ada fase dimana kaum perempuan mengalami masa kejayaannya.
Di
Inggris, pada tahun 1856, komite untuk revisi UU Hak Milik Perempuan
yang menikah dibentuk. Pada tahun 1858, Englishwomen Journal
diterbitkan; 1859 Perhimpunan untuk memajukan kesempatan kerja
didirikan, dengan strategi utamanya lewat percetakan dan penerbitan;
tahun 1870-1880-an ditandai dengan perjuangan untuk menghapuskan
perbedaan antara perempuan bangsawan dengan perempuan penghibur;
1918, hak pilih pertama kali diberikan, setelah melalui perjuangan
panjang sejak tahun 1903 oleh 3.000 buruh tekstil.
Pada
tahun 1869, Leon Richier menulis The
Rights of Women, dan
pada tahun 1878 mengorganisir kongres internasional untuk membahas
masalah-masalah perempuan.
Kongres
Sosialis, pada tahun 1879, walau memproklamirkan kesetaraan seks,
namun fmeinisme masih dianggap kepentingan kedua, karena masih
memandang pembebasan perempuan bergantung pada kebebasan kaum burh.
Kemudian, pada tahun 1892, sebuah Kongres Feminis diselenggarakan,
tetapi belum juga memberikan kemajuan yang berarti.
Di
Jerman, gerakan feminis juga mengalami gejolak terutama karena kaum
sosialis Jerman mendukung feminisme. Tokohnya yang terkenal, Clara
Zetkin, menjadi salah satu pimpinan partai. Zetkin aktif berjuang
agar kaum perempuan mendapatkan hak-hak suaranya dan aktif dalam
kehidupan politiknya. Selain Clara tokoh feminis Jerman lainnya
adalah Rosa Luxemburg.
Di
Soviet Rusia, gerakan feminisme mengalami kemajuan yang pesat,
selama perang Rusia-Jerman banyak kaum perempuan yang menggantikan
posisi laki-laki dalam banyak bidang pekerjaan produksi (karena
laki-laki pergi berperang), sehingga mendorong maju tuntutan-tuntutan
akan kesetaraan perempuan. Puncaknya pada tahun 1917 – menjelang
revolusi – kaum buruh perempuan melakukan satu demonstrasi besar
dengan tuntutan roti-perdamaian-hentikan perang (menuntut kembalinya
para suami).
Kaum
buruh perempuan memainkan peranan yang besar dalam revolusi Soviet
Rusia. Setelah revolusi, pemerintah Lenin memberikan kesetaraan
sepenuhnya kepada kaum perempuan dalam bidang politik dan ekonomi.
Tercantum dalam pasal 122 Konstitusi tahun 1936 yang berbunyi: di
Soviet Rusia, perempuan menikmati hak yang sama dengan laki-laki
dalam segala aspek ekonomi, kepegawaian, kebudayaan, kehidupan publik
dan politik.
Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat kronik gelombang gerakan perempuan yang
terjadi:1
-
TahunPeristiwa1785Belanda. Perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di kota Middelburg, sebelah selatan Belanda, dipelopori oleh Lady Mary Wortly Montagu dan Marquis de Condorcet.1786Inggris. Revolusi Perancis1789
-
Perancis. Revolusi Perancis
-
Perancis. Olympe de Gouges, mengusulkan satu Deklarasi Hak-Hak Asasi Perempuan yang menuntut agar semua hak-hak istimewa laki-laki dihapuskan.
1790Perancis. Hak sulung yang menyangkut keistimewaan anak laki-laki tentang hak waris dihapuskan.1791Perancis. Olympe menerbitkan Deklarasi Hak-Hak Perempuan, meliputi kesetaraan dalam hukum, pemerintahan dan pendidikan.1792-
Amerika Serikat. Tom Paine menulis The Rights of Man yang membela kaum konstitusionalis Amerika dan Perancis.
-
Inggris. Mary Wolstonecraft menulis A Vindication of the Right of Women setebal 500 halaman, didalam tulisan itulah pertama kalinya ide-ide pencerahan dikaitkan dengan situasi perempuan.
-
Perancis. Undang-undang tentang perceraian diatur dan meringankan kaum perempuan. Walaupun demikian tidaklah mudah menjalankan undang-undang tersebut, khususnya bagi perempuan kelas menengah.
1793Perancis. Teror Jacobin melencengkan arah Revolusi Perancis, bahkan menghancurkan Revolusi serta potensi gerakan perempuan di Perancis.1807Amerika Serikat. Larangan perdagangan budak secarainternasional.1810-1850Amerika Serikat. Perempuan-perempuan kulit hitam mempertaruhkan hidupnya dalam “terowongan rel bawah tanah”, yang merupakan rute rahasia untuk melarikan diri dari negara-negara bagian perbudakan di Selatan menuju ke Utara. Salah seorang perempuan yang sangat terkenal dalam misi itu, Harriet Tubman, melakukan 13 misi penyelamatan terhadap lebih dari 70 orang budak kulit hitam.1832Inggris. John Stuart Mill dan Harriet Taylor menulis Early Essay on Mariage and Divorce, memberi gagasan awal tentang kesetaraan seksual.1836Amerika Serikat. Angelina Grimke menulis: “investigasi terhadap hak-hak kaum budak membuatku sadar akan hak-hak ku sendiri...”. sejumlah kaum perempuan yang tergabung dalam gerakan anti perbudakan, kemudian juga memperjuangkan pembebasan perempuan.1840Inggris. Konvensi Internasional Anti Perbudakan memperdebatkan mengenai boleh tidaknya delegasi perempuan dari AS dilibatkan.1843Perancis. Flora Tristan, seorang pelopor Feminis Sosialis (Utopia), bergabung dengan serikat buruh terampil (Compagnonages), hingga menginspirasinya mengeluarkan karya The Worker’s Union.1845Inggris. Frederick Engels menulis “The Origin of the Family, Private Property, and the State”, mencoba menjawab persoalan atau akar penindasan kaum perempuan.1848-
Perancis. Komune Paris, Perkumpulan Pembuat Pakaian, guru dan pelayan menerbitkan koran harian pertamanya “Suara Kaum Perempuan” (La Voix de Femmes).
-
Inggris. Karl Marx menulis Communist Manifesto.
-
Amerika Serikat. Pertemuan di Seneca Falls, New York, pertama kali membahas tentang hak-hak perempuan, pertemuan tersebut melahirkan Declaration of Sentiments.
1856Inggris. Komite untuk Revisi UU Hak Milik Perempuan yang Menikah dibentuk.1858Inggris. Englishwoman Journal diterbitkan.1859-
Inggris. Perhimpunan untuk memajukan kesempatan kerja untuk perempuan didirikan; mendirikan institut untuk perempuan di 19 Langham Place.
-
Amerika Serikat. Pada bulan Maret, buruh perempuan membentuk serikat buruh pertama, untuk memperjuangkan hak dasar di tempat kerja, termasuk 8 jam kerja, cuti hamil, serta jaminan kesehatan di New York Amerika Serikat.
1865Inggris. Perempuan-perempuan Langham Place mengorganisir petisi-petisi untuk Undang-undang Hak Pilih Perempuan, disampaikan kepada parlemen.1867Amerika Serikat. Amandemen ke-15 terhadap Konstitusi berhasil memberikan hak suara kepada kaum lelaki kulit hitam. The National Women’s Suffrage Association (Perhimpunan Nasional Perempuan untuk Hak Pilih/Dipilih), menentang amandemen ke-15. The Amerika Women’s Suffrage Association mendukung legalisasi hak pilih bagi kaum lelaki kulit hitam dan memasukkan kaum lelaki dalam keanggotaan organisasinya.1869Inggris. Leon Richier menulis The Right of Women, John Stuart Mill menulis The Subjection of Women.1870-1880Inggris. Perjuangan untuk menghapuskan perbedaan antara perempuan bangsawan dengan penghibur.1878Inggris. Kaum perempuan mengorganisasi kongres internasional untuk membahas masalah-masalah perempuan.1879Kongres Sosialis memproklamirkan kesetaraan seks, namun feminisme masih dianggap kepentingan kedua, karena masih memandang pembebasan perempuan bergantung pada pembebasan buruh.1883-
Amerika Serikat. Sarah Map Douglass bernama Harriet Purvish, Sarah dan Margaretta Forten, Lucretia Mott, mendirikan Masyarakat Anti Perbudakan Perempuan.
-
Jerman. Auguste Babel dari Partai Sosialis Demokratik Jerman menerbitkan tulisan Women Under Socialism. Gerakan Perempuan SDP sejak didirikan sudah beranggotakan 200.000 orang.
1884Inggris. “The Origin of the Family, Private Property and the State” diterbitkan.1890-anAustralia. Kaum perempuan mendapat suara di Australia bagian selatan dan barat.1892-
Perancis. Pada tanggal 2 November diterbitkan piagam pertama yang mengatur tentang buruh perempuan, yang isinya melarang kerja malam dan pembatasan jam kerja.
-
Kongres Feminis diselenggarakan, tetapi belum juga memberikan kemajuan yang berarti.
1893Selandia Baru. Sudah mulai memberikan hak penuh bagi perempuan.1896Amerika Serikat. The National Association of Colored Women (Perhimpunan Nasional Kaum Perempuan Kulit Berwarna) didirikan untuk meyatukan kelompok-kelompok perempuan kulit hitam yang terpisah-pisah.1900-anIndonesia. Kartini, anak seorang Bupati melawan poligini, perkawinan paksa, adat istiadat Jawa, dan penjajahan, serta menyerukan kesetaraan pendidikan bagi perempuan.1902Inggris. 3000 buruh tekstil perempuan di Yorkshire menandatangani petisi untuk hak pilih.1903Inggris. Serikat Sosial dan Politik Perempuan (Women’s Social and Political Union – WSPU) didirikan.1907Inggris. WSPU tumbuh massif. Sekitar 3000 cabang menyebar luas, yang beranggotakan para guru, penjaga toko, pegawai rendahan, pembuat pakaian, dan buruh tekstil. Koran mereka adalah Votes For Woman terjual 40.000 ekslempar perminggu.1908-
Amerika Serikat. Pada tanggal 08 Maret sebanyak 15.000 perempuan turun ke jalan di kota New York menuntut diberlakukannya 8 jam kerja, hak pilih dalam pemilu, serta pekerja anak. Dalam aksi demonstrasi tersebut, mereka mengusung slogan “Roti dan Bunga” Roti melambangkan jaminan ekonomi dan bunga melambangkan kesejahteraan hidup.
-
Amerika Serikat. Pada bulan Mei, Partai Sosialis Amerika menetapkan minggu terakhir di bulan Februari sebagai hari perempuan internasional.
-
Australia. Perempuan di seluruh negara bagian di Australia mendapatkan hak suara.
1909-
Amerika Serikat. Amerika Serikat mulai memperingati Hari Perempuan Nasional secara Nasional, untuk pertama kalinya pada tanggal 28 Februari.
-
Australia. Hak pilih dimenangkan, tapi tidak berlaku bagi perempuan Aborigin hingga tahun 1967. Perhimpunan politik perempuan Australia didirikan untuk megkampanyekan kesetaraan upah dan hak.
1910-
Denmark. Konferensi Sosialis Internasional diselenggarakan di Kopenhagen. Dalam konferensi tersebut, dihasilkan sebuah keputusan bahwa hari perempuan harus diperingati secara internsional.
-
Argentina. Kongres Feminis Internasional yang pertama.
1911-
Inggris. Pemogokan buruh dok pelabuhan dan transportasi. Di Bermondsey, buruh perempuan dari pabrik makanan bergabung dengan 15.000 buruh dari pabrik lain. Mereka menuntut upah yang lebih baik dan hak pilih juga.
-
China. Tan Junying mendirikan Masyarakat Hak Pilih China di Beijing, dan memimpin unjuk rasa perempuan untuk mengawasi rapat-rapat Dewan Konstituante.
1915Amerika Serikat. Kaum perempuan di Amerika Serikat mulai memperingati hari perempuan nasional di hari minggu terakhir bulan Februari.1915Kongres Perempuan Internasional untuk perdamaian dan anti perang.1917-
Amerika Serikat. Jeannette Rankin dari Montana menjadi perempuan pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres Amerika Serikat dan pada tahun 1920.
-
Soviet Rusia. Gerakan feminisme mengalami kemajuan pesat, selama perang Rusia-Jerman banyak kaum perempuan yang menhentikan posisi laki-laki dalam banyak bidang pekerjaan produksi (karena laki-laki pergi berperang), sehingga mendorong maju tuntutan-tuntutan kesetaraan perempuan. Puncaknya, kaum buruh perempuan melakukan satu demonstrasi besar dengan tuntutan roti-perdamaian-hentikan perang. Inilah cikal bakal bagi kemenangan Revolusi Oktober.
-
Jepang. Kampanye terhadap hak pilih perempuan pertama dilangsungkan. Sebelumnya kampanye hak-hak perempuan dan hak pilih dilakukan Kishida Toshiko di abad 19, dilanjutkan oleh kelompok feminis “berkaos kaki biru” Seitocha lewat majalah Seito yang berisikan artikel kebudayaan kontemporer, perkawinan, hak perempuan dan hak pilih.
1918-
Inggris. Hak pilih pertama kali diberikan.
-
Soviet Rusia. Konsep pelanggaran hukum dihapuskan, aborsi menjadi hak setiap perempuan, dan hukum anti-homoseksual dihapuskan, anak-anak hingga usia 16 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, menjalani wajib belajar gratis. Legislatif mengesahkan cuti hamil bagi buruh perempuan.
-
India. Kongres Nasional India memberikan persetujuan terhadap hak-hak gadis atas pendidikan, atas Aturan Rumah Tangga dan hak pilih.
-
Argentina. Partai Feminis Nasional dibentuk.
1919-
Argentina. Organisasi Hak-Hak Perempuan beranggotakan 11.000 orang yang berkampanye demi hak pilih mereka.
-
Soviet Rusia. Program Partai Komunis Rusia pada tahun 1919 menyatakan “tugas partai untuk saat ini adalah mengutamakan kerja di bidang ide dan pendidikan untuk menghancurkan segala bentuk ketidakadilan di masa lalu, terutama pada strata proletar dan petani yang terbelakang. Partai berjuang untuk membebaskan kaum perempuan dari beban kerja rumah tangga tanpa perlu memberikan persamaan secara hukum, namun dengan rumah-rumah komunal, temapt makan umum, pusat mencuci, perawatan dan lain-lain”. Namun sikap terbelakang terhadap perempuan juga terjadi didalam partai Bolshevik. Tidak terkecuali para pimpinannya.
1921Amerika Serikat. Perjuangan kaum perempuan untuk kontrol kelahiran melahirkan The American Birth Control League, yang diorganisir oleh Margaret Sanger.1922Brazil. Federasi demi kemajuan perempuan Brazil didirikan oleh Bertha Lutz.1917-1927Jerman. Gerakan feminis juga mengalami gejolak terutama karena kaum sosialis Jerman mendukung feminisme, tokohnya yang terkenal Clara Zetkin menjadi salah satu pimpinan partai. Zetkin aktif berjuang agar kaum perempuan mendapatkan hak-hak suaranya dan aktif dalam kehidupan politiknya. Selain Clara Zetkin tokoh feminis Jerman lainnya adalah Rosa Luxemburg dan Lili Braun.1950Perancis. Simone de Beauvoir menerbitkan buku “The Second Seks”.1963Amerika Serikat. Betty Friedan menerbitkan buku “The Feminine Mystique” pemerintah mengeluarkan “Equal Pay Right”.1964Amerika Serikat. Equal Right Act dan Undang-undang Hak Sipil (Title VII of the Civil Rights Act of 1964) melarang diskriminasi dengan alasan jenis kelamin (diskriminasi seksual), ras, agama atau asal kebangsaan.1966Amerika Serikat. Betty Friedan, bersama dengan beberapa aktifis perempuan lainya mendirikan organisasi perempuan NOW (National Organization of Women). -
1
Asal-Usul
Ketidaksetaraan Gender,
lampiran 1-3.
0 komentar:
Posting Komentar