Senin, 04 September 2017

BAB I LANDASAN FILOSOFIS KADERISASI

Tuntutan yang senantiasa dihadapi setiap organisasi adalah tersedianya kader-kader yang meyakini ideologinya, serta bertanggung jawab dalam menjaga dan mengembangkan organisasi, yang mempunyai tujuan “terbentuknya pribadi muslim yang berbudi luhur, berilmu, bertaqwa kepada Allah SWT, cakap serta bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.” Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, KOPRI yang merupakan badan semi otonom dari PMII mutlak dijalankan dengan intensif dan terarah, disamping memenuhi tuntutan untuk kehidupan dan pengembangannya.
Kaderisasi yang baik adalah kaderisasi yang tidak melepaskan diri dari realita sosial atau perkembangan zamannya. Dalam konteks kekinian, kaderisasi harus menjadi patokan utama dalam pembentukan watak dan peradaban baru, dimana zaman modern ini manusia dituntut untuk terampil dan bersaing disegala aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain sebagainya. Hari ini PMII berada di tengah-tengah arus modernisme yang semakin maju dengan pesat maka PMII pun harus mampu bertahan dan lebih maju mengikuti arus modernisme. Maka, pola kaderisasi yang harus dibangun sesuai dengan kondisi sosial sekarang ini. cita-cita mencetak kader yang ulil albab menjadi prioritas utama kader-kader PMII, baik laki-laki maupun perempuan.
Kaderisasi yang produktif dan terarah merupakan konsep yang harus menjadi pedoman utama dalam proses pengkaderan. Penguatan kader secara intelektual, skill, dan kemandirian menjadi tolak ukur keberhasilan dalam proses kaderisasi. Selain itu, tiga pilar dalam kaderisasi yang tidak akan pernah bisa dilepaskan menjadi satu kesatuan yang saling terikat yaitu: keimanan, keterampilan, dan pengetahuan. Kombinasi ini menjadi tanggung jawab organisasi yang harus menyegerakan melakukan pengkaderan sesuai dengan aturan main organisasi, dan menjadi ghiroh gerakan dalam proses pengkaderan.
            Setiap masa atau zaman pasti memiliki pengalaman dan kondisi yang berbeda. Maka, diperbolehkan formula-formula baru untuk selalu menyegarkan system pengkaderan yang lebih baik. Keberhasilan seorang kader tergantung bagaimana proses pengkaderan itu berlangsung. Jangan pernah berharap lebih organisasi akan menghasilkan kader-kader sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, jika proses pengkaderan hanya sebatas ceremonial semata. Maka kita hanya tinggal menunggu kehancuran dari organisasi itu sendiri.
            Konsep pengkaderan yang dilakukan oleh PMII saat ini mengacu kepada Multi Level Strategi gerakan. KOPRI yang merupakan bagian dari PMII yang concern pada kaderisasi putri yang ada di PMII, oleh karena itu konsep pengkaderan yang ada di PMII harus tertuju kepada seluruh kader tanpa pandang bulu baik berdasarkan jenis kelamin, ras, dan status sosial lainnya. PMII yang merupakan organisasi kader, secara otomatis KOPRI pun termasuk didalamnya, karena KOPRI merupakan bagian dari PMII sehingga memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal pembentukan karakter kader-kader PMII baik laki-laki maupun perempuan. Pada hakekatnya kaderisasi di PMII sudah semaksimal mungkin dalam proses pembinaan terhadap anggota PMII. Namun, menjadi sebuah fenomena ketika kaderisasi yang dijalankan secara beriringan, tetapi kuantitas dan kualitas kader putri PMII jauh dibawah kader laki-laki PMII. Sehingga KOPRI membutuhkan dukungan moral, politik sekaligus intelektual khususnya dari PMII sebagai induk gerakan agar setiap pilihan gerakan yang diambil KOPRI nantinya akan saling menguatkan dan sinergis dengan grand design yang telah dirancang PMII. Maka perlu adanya refleksi bersama untuk peningkatan kualitas kader baik laki-laki maupun perempuan. Untuk mensinergikan arah gerak kader-kader PMII secara keseluruhan. Harus ada keseriusan dan perhatian lebih dalam memperkuat wacana gender di PMII. Yang diperbaiki adalah konsep sosialisasi gender dalam konsep besar kaderisasi. Apabila konsep gender dipisah dari kerangka besar pengkaderan maka selamanya persoalan gender di internal organisasi tidak akan pernah beranjak karena dua hal tersebut sangat berkaitan erat. Keduanya berbicara soal kader dan harapan organisasi terhadap kader.
            Maka berdasarkan hal diatas, kini diusahakan perbaikan sistem pendidikan kaderisasi KOPRI secara menyeluruh yang diharapkan dapat menghasilkan kader putri PMII yang berbobot untuk menghidupkan dan mengelola mekanisme organisasi. Untuk itulah disusun buku Modul Kaderisasi KOPRI.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com