Tuntutan
yang senantiasa dihadapi setiap organisasi adalah tersedianya kader-kader yang
meyakini ideologinya, serta bertanggung jawab dalam menjaga dan mengembangkan
organisasi, yang mempunyai tujuan “terbentuknya pribadi muslim yang berbudi
luhur, berilmu, bertaqwa kepada Allah SWT, cakap serta bertanggung jawab dalam
mengamalkan ilmu pengetahuannya.” Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, KOPRI
yang merupakan badan semi otonom dari PMII mutlak dijalankan dengan intensif
dan terarah, disamping memenuhi tuntutan untuk kehidupan dan pengembangannya.
Kaderisasi
yang baik adalah kaderisasi yang tidak melepaskan diri dari realita sosial atau
perkembangan zamannya. Dalam konteks kekinian, kaderisasi harus menjadi patokan
utama dalam pembentukan watak dan peradaban baru, dimana zaman modern ini
manusia dituntut untuk terampil dan bersaing disegala aspek kehidupan baik
ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain sebagainya. Hari ini PMII berada di
tengah-tengah arus modernisme yang semakin maju dengan pesat maka PMII pun
harus mampu bertahan dan lebih maju mengikuti arus modernisme. Maka, pola
kaderisasi yang harus dibangun sesuai dengan kondisi sosial sekarang ini.
cita-cita mencetak kader yang ulil albab
menjadi prioritas utama kader-kader PMII, baik laki-laki maupun perempuan.
Kaderisasi
yang produktif dan terarah merupakan konsep yang harus menjadi pedoman utama
dalam proses pengkaderan. Penguatan kader secara intelektual, skill, dan
kemandirian menjadi tolak ukur keberhasilan dalam proses kaderisasi. Selain
itu, tiga pilar dalam kaderisasi yang tidak akan pernah bisa dilepaskan menjadi
satu kesatuan yang saling terikat yaitu: keimanan, keterampilan, dan
pengetahuan. Kombinasi ini menjadi tanggung jawab organisasi yang harus
menyegerakan melakukan pengkaderan sesuai dengan aturan main organisasi, dan
menjadi ghiroh gerakan dalam proses pengkaderan.
Setiap masa atau zaman pasti
memiliki pengalaman dan kondisi yang berbeda. Maka, diperbolehkan
formula-formula baru untuk selalu menyegarkan system pengkaderan yang lebih
baik. Keberhasilan seorang kader tergantung bagaimana proses pengkaderan itu
berlangsung. Jangan pernah berharap lebih organisasi akan menghasilkan
kader-kader sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, jika proses pengkaderan
hanya sebatas ceremonial semata. Maka kita hanya tinggal menunggu kehancuran
dari organisasi itu sendiri.
Konsep pengkaderan yang dilakukan
oleh PMII saat ini mengacu kepada Multi Level Strategi gerakan. KOPRI yang
merupakan bagian dari PMII yang concern
pada kaderisasi putri yang ada di PMII, oleh karena itu konsep pengkaderan yang
ada di PMII harus tertuju kepada seluruh kader tanpa pandang bulu baik
berdasarkan jenis kelamin, ras, dan status sosial lainnya. PMII yang merupakan
organisasi kader, secara otomatis KOPRI pun termasuk didalamnya, karena KOPRI
merupakan bagian dari PMII sehingga memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal
pembentukan karakter kader-kader PMII baik laki-laki maupun perempuan. Pada
hakekatnya kaderisasi di PMII sudah semaksimal mungkin dalam proses pembinaan
terhadap anggota PMII. Namun, menjadi sebuah fenomena ketika kaderisasi yang
dijalankan secara beriringan, tetapi kuantitas dan kualitas kader putri PMII
jauh dibawah kader laki-laki PMII. Sehingga KOPRI membutuhkan dukungan moral,
politik sekaligus intelektual khususnya dari PMII sebagai induk gerakan agar
setiap pilihan gerakan yang diambil KOPRI nantinya akan saling menguatkan dan
sinergis dengan grand design yang telah dirancang PMII. Maka perlu adanya
refleksi bersama untuk peningkatan kualitas kader baik laki-laki maupun perempuan.
Untuk mensinergikan arah gerak kader-kader PMII secara keseluruhan. Harus ada
keseriusan dan perhatian lebih dalam memperkuat wacana gender di PMII. Yang
diperbaiki adalah konsep sosialisasi gender dalam konsep besar kaderisasi.
Apabila konsep gender dipisah dari kerangka besar pengkaderan maka selamanya
persoalan gender di internal organisasi tidak akan pernah beranjak karena dua
hal tersebut sangat berkaitan erat. Keduanya berbicara soal kader dan harapan
organisasi terhadap kader.
Maka berdasarkan hal diatas, kini
diusahakan perbaikan sistem pendidikan kaderisasi KOPRI secara menyeluruh yang
diharapkan dapat menghasilkan kader putri PMII yang berbobot untuk menghidupkan
dan mengelola mekanisme organisasi. Untuk itulah disusun buku Modul Kaderisasi
KOPRI.
0 komentar:
Posting Komentar