Susunan berkala atau yang saat ini lebih dikenal dengan
tabelsistem periodic unsure (SPU) merupakan suatu alatyang penting yang dapat
mempermudah untuk mengenal sifat-sifat fisika suatu unsur.
Pada temperature kama,
sebagian besifat gas, sebagian besifat cair dan lainnya bersifat padat.
Sebagian lagi bersifat logam, sebagian logam, sebagian bukan logam dan adapula
yang bersifat diantara keduanya, serta masih banyak lagi sifat yang lainnya.
A. Sejarah perkembangan tabel periodik
1. Hukum triad (1780-1849)
Bila
unsure dikelompokan berdasarkan kesamaan sifat dan diurutkan massa atomnya,
maka setiap kelompok terdapat tiga unsur dengan massa unsur yang di tengah
merupakan rata-rata dari massa unsur yang tepi. Unsure-unsur dapat dikelompokan
kedalam kelompo-kelompok 3 unsur yang disebut triade
2. Hukum oktaf newlands ( 1838-1889 )
Unsur-unsur
yang disusun berdasrkan kenaikan masa atom relatifnya, ternyata setiap selisih
I oktaf (unsure kesatu dan kedelapan, unsur kedua dan kesembilan ) menunjukan
kemiripan sifat.
3. Sistem periodic Mendeleev ( 1834-1907 )
Bila
unsur-unsur disusun bersadarkan kenaikan massa atomnya maka sifat unsure akan
berulang secara periodic.
4. Sistem periodic modern
Bila
unsure-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom maka sifat unsure akan
berulang secara periodic. Sistem periodic modern dikenal juga sebagai sistem
periodic bentuk panjang,dimana terdapat lajur mendatar (horizontal) yang disbut
periode dan lajur tegak (vertikal) yang disebut golongan,hingga sekarang tabel
periodic yang digunakan adalah tabel periodic ini.
B.
Sifat periodik unsur
1. Jari
jari atom
Jari
jari atom yaitu jarak dari ini atom kelintasan electron terluar
-
Dalam satu perioda,dari kiri ke kanan
jari-jari atom berkurang.
-
Dalam satu golongan,dari atas ke bawah
jari-jari atom berkurang.
-
Jari jari atom netral lebih besaar
daripada jari jari ion positifnya.
Contoh:
Jari
jari atom C1< jari-jari ion C1-
Jari-jari atom Ba< jari jari atom Ba 2+
Potensial
ionisasi (energy ionisasi)
Energy
yang di perlukan untuk melepaskan electron yang paling lemah/ luar dari atom
suatu unsur atau ion dalam keadaan gas.
-
Dalam 1 perioda dari kiri kekanan
potensial ionisasi bertambah
-
Dalam 1 golongan dari atas kebawah
potensial ionisasi berkurang.
1. Afinitas elektron
Adalah
besarnya energi yang di bebaskan pada saat atom suatu unsur dalam keadaan gas
menerima electron.
-
Dalam 1 perioda dari kiri kekanan
afinitas electron bertambah
-
Dalam 1 golongan dari atas kebawah afinitas
electron berkurang.
2. Keelektronegatifan
Adalah
kemampuan atom suatu unsur untuk menarik electron kearah intinya dan digunakan
bersama dalam ikatan kovalen. Makin besar harga keelektronegatifan, maka atom
akan semakin mudah menarik pasangan electron ikatan atau gaya tarik electron
dari atom tersebut kuat.
-
Dalam 1 perioda dari kiri kekanan
keelektronegatifan bertambah
-
Dalam 1 golongan dari atas kebawah
keelektronegatifan berkurang
-
Untuk unsur logam nilai
elektronegatifitas sama dengan 2
-
Untuk unsur nonlogam nilai
elektronegatifitas lebih besar dari 2
C.
Hubungan
konfigurasi electron dengan sistem periodic unsure
Konfigurasi electron adalah penyebaran
electron dalam orbital-orbital atom baik yang penuh atau sebagian.
1. Konfigurasi
electron perkulit (K,L,M)
-
Dengan keterangan jumlah kulit menunjukan
nomor periode sedangkan jumlah electron valuensi (EV) menunjukan nomor
golongan, missal : 19K = 2, 8, 8, 1
-
Dari atas menunjukan electron valuensi
menjunjukan 1 jadi golongannya adalah 1A, sedang jumlah kulitnya ada 4 berarti
periodenya adalah 4 .
2. Konfigurasi
persubkulit
-
Periode di tunjukan oleh kulit terluar
-
Golongan ditentukan oleh jumlah electron.
unsur utama (golongan A) ditunjukan oleh jumlah electron pada subkulit s dan p
dari kulit terluar. Unsure golongan transisi (golongan B) ditunjukan oleh
subkulit s dan d dari kulit terluar.
D.
Cara
penentuan perioda dan golongan suatu unsur
1. Unsure
dengan nomor atom 11, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6
3s1
-
N = 3, berarti periode 3 (kulit M)
-
Electron velensi (terluar) 3s sebanyak 1
elektron, berarti termasuk golongan IA
2. Unsur
Ga dengan nomor atom 21 konfigurasinya :
1s2 2s2 2s6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p1
3. Unsur
Sc dengan nomor atom 21, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
-
n = 4, berarti perioda 4 (kulit n)
-
3d1
4s2 berarti
golongan IIIB
Pengisian electron
dalam orbital-orbital memenuhi beberapa peraturan. Antaralain :
1. Prinsip
aufbau : electron-elektron mulai mengisi orbital dengan tingkat energy terendah
dan seterusnya. Orbital yang memenuhi tingkat energy yang paling rendah adalah
1s dilanjutkan dengan 2s, 2p, 3s, 3p dan seterusnya dan untuk mempermudah
dibuat diagram sebagai berikut :
Contoh pengisisan elektron-elektron dalam
orbital beberapa unsure :
-
Atom H : mempunyai 1 elektron,
konfigurasinya 1s1
-
Atom C : mempunyai 6 elektron
konfigurasinya 1s2 2s2 2p2
-
Atom K : mempunyai 19 elektron,
konfigurasinya 1s2 2s2 2p6 3S2 4s1.
2. Prinsip
pauli ; tidak mungkin di dalam atom terdapat dua electron dengan ke empat
bilangan kuantum yang sama. Hal berarti, bila ada dua electron yang mempunyai
bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetic yang sama, maka bilangan kuantum
spin nya harus berlawanan.
3. Prinsip
huned : cara pengisian electron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa
elekron-elektron tidak membentuk pasangan electron sebelum masing-masing
orbital terisi dengan sebuah electron contoh :
Atom C dengan nomor atom 6 berarti
memiliki 6 elektron, dan cara pengisian orbital nya adalah : berdasarkan
prinsip huned, maka 1 elektron dari lintasan 2s akan berpindah ke lintasan 2pz
, sehingga sekarang ada 4 elektron yang tidak berpasangan. Oleh karna itu agar
semua orbital nya penuh, maka atom karbon berikatan dengan unsure yang dapat
memberikan 4 elektron. Sehingga di alam terdapat senyawa CH4 atau CC14, tetapi
tidak terdapat senyawa CC13 atau CC15.
E.
Bilangan
kuantum
Untuk menentukan kedudukan suatu electron
dalam atom, di gunakan 4 bilangan kuantum.
1. Bilangan
kuantum utama (n) : mewujud kan lintasan electron dalam atom. N mempunyai harga
1,2,3,…..
-
n = 1sesuai dengan kulit K
-
n = 2 sesuai dengan kulit L
-
n = 3 sesuai dengan kulit M
-
dan seterusnya
2. bilangan
kuantum azimuth (l) : menunjukan sub kulit dimana electron itu bergerak
sekaligus menunjukan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari
0 sampai dengan (n-1).
n = 1; l=0; sesuai kulit K
n = 2; l=0,1; sesuai kulit L
n= 3;l=0,1,2; sesuai kulit M
n= 4;l=0,1,2,3; sesuai kulit N
dan seterusnya
sub kulit yang harganya berbeda beda ini
di beri nama khusus :
l=0; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l=1; sesuai sub kulit p (p = principle)
l=2; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l=3; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
3. Bilangan
kuantum magnetic (m): mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan energy
didalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetic (m) mempunyai harga (-1) sampai
seharga (+1). Untuk :
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0
(mempunyai satu orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1
(mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O,
+1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kulit f), harga m = -3, -2, O,
+1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital)
4. Bilangan
kuantum spin (s): menunjukan arah perputaran electron pada sumbunya. Dalam satu
orbital, maksimum dapat beredar dua electron dan kedua electron ini berputar
melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga
spin+1/2 atau -1/2.
0 komentar:
Posting Komentar